39 Kesenian Dari Jabar Punah


Kompas.com-Sekitar 39 seni tradisional yang pernah hidup di Jawa Barat kini punah dan tidak dipentaskan lagi. Sebelumnya, Jawa Barat memiliki sekitar 398 jenis kesenian tradisional. Ketidakpedulian pemerintah daerah dan masyarakat menjadi salah satu penyebabnya.

”Jika tak pernah dipentaskan dan tak ada regenerasi, seni tradisional tersebut bakal punah,” kata Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bandung Toto Sucipto di Bandung, Kamis (4/10/2012).
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat mendata seni tradisional sejak 2009 bekerja sama dengan BPNB, Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung, Taman Budaya Jawa Barat, dan komunitas seniman. Hasilnya, Jawa Barat pernah memiliki 398 jenis kesenian tradisional, tetapi kini 39 jenis di antaranya punah dan tidak pernah dipentaskan kembali.
Beberapa kesenian yang punah adalah topeng tanji dari Karawang, tari ondol-ondol (Purwakarta), seni pertunjukan memeniran (Bogor), topeng gong (Sukabumi), wayang mojang (Cianjur), serta wayang Sunda, ronggeng abrag, dan suriwit (Bandung).
Selain itu, ada juga palasiang dari Sumedang, bongbangan (Ciamis), reog cirebonan (Cirebon), opera Sunda (Bandung), serta balengko dan wayang tambun (Bekasi).
”Beberapa kesenian itu tidak pernah dilihat generasi sekarang, tetapi tercatat dalam sejumlah naskah lama,” kata Toto. Kesenian itu antara lain karawitan elet, empet, mamanukan, dan sarawalet. ”Sekadar nama, tapi tak pernah terlihat pementasannya,” ujar Toto menambahkan.
Revitalisasi
Toto mengatakan, agar tidak semakin banyak kesenian tradisional yang terancam punah, sejumlah pihak berupaya melakukan revitalisasi. Selain itu, pemerintah daerah didorong mementaskan kesenian tradisional dalam berbagai acara sehingga jenis keseniannya diketahui masyarakat dan seniman pun merasa dihargai.
Kurator Taman Budaya Jawa Barat, Mas Nanu Muda, menuturkan, pihaknya telah melakukan revitalisasi 10 kesenian tradisional selama 2008-2012. Fokusnya adalah kesenian tradisional yang berada di ambang kepunahan akibat minimnya pewarisan dan ketiadaan alat kesenian.
Revitalisasi dilakukan pada dombyak dari Purwakarta, lengkong hatong (Bagor), topeng minor (Subang), dan ketuk tilu (Bandung). Sementara pewarisan dilakukan untuk kesenian topeng tambi dari Indramayu, parebut seeng (Kabupaten Bogor), gamelan sari oneng (Sumedang), dan kemprongan (Kuningan).
”Tahun ini diperkirakan akan ada 10 kesenian yang direvitalisasi dan 10 lainnya mendapatkan pewarisan budaya. Jenis keseniannya sedang dibicarakan, merujuk pada ketersediaan bahan dan pewarisannya,” kata Mas Nanu Muda. (Kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar